Ketika
jalan terlihat seolah buntu.
“kegagalan
adalah jalan memutar, bukan buntu.
Kita hanya
perlu berjalan sedikit lebih jauh
untuk
menjemput kesuksesan itu.”
Ketika
harapan kulihat begitu gelap, muram, dan buram.
Saat itulah
kau berkata,
“saat-saat
tergelap di malam hari bahkan adalah
beberapa
menit mejelang fajar.”
Masa ketika
aku merasa hidupku sudah berakhir,
Kau seret
jauh gorden ketakutan dan berkata,
“meskipun
aku tak mampu menyelesaikan masalahmu,
Atau bahkan
membuatnya sedikit terlihat lebih baik,
Aku tak
akan membiarkanmu menghadapi masalahmu sendirian.”
“Tentu saja
akan kutemani, bodoh.”
Ketika
sisa-sisa kekuatan dan puing-puing semangat berserakan tak mampu
membangkitkanku dari jatuh.
Berkatalah
kau,
“aku akan selalu
ada di sini bersamamu, mempercayaimu. Apa pun yang terjadi.
Karena
kutahu, kau selalu melakukan dan memilih yang terbaik.”
Kau begitu
sejati dan nyata.
Dan di atas
segalanya,
takdir atas
kehadiranmu,
dan kepemilikanku
atas dirimu:
Kau adalah
alasan untukku meneruskan hidup kembali.
Terima
kasih. Kau yang sahabatku.