Tak semuanya tertuliskan
dan terlukiskan
Tak selamanya memori
teringatkan
Tak seharusnya sesuatu
terjadi
Tak seharusnya ingatan
kembali
Tak seharusnya ingatan
diingatkan
Tak seharusnya ia
membawa bisikan,
sebuah kata penangkal,
atas kerinduan yang tak terelakkan
akan sebuah ingatan yang
terhapuskan.
Seperti daun-daun yang
gugur itu,
Aku pun terus
melanjutkan kehidupan
Dengan dan tanpa
kenangan
Sebuah memori yang
hilang
Sebongkah demi sebongkah
guratan memori itu
Gugur berjatuhan
Terembus bayu yang
dingin
Menggetarkan sukma,
mengingatkan
Menarikku ke dalam
pelukan angin
Seperti badai kurasakan.
Ketika air mata telah
tergenang
Ketika daun kembali
berjatuhan
Semua itu tak dapat
kuulang lagi
Menggelinding menjauh,
menyisakan batas mimpi
Dan malaikat pun menangis
Meraung-raung di tengah badai
Merindukan langit malam
Menjuntai di bawah khayangan…
Meraung-raung di tengah badai
Merindukan langit malam
Menjuntai di bawah khayangan…
2 komentar:
Kalau puisi, harus dibaca oleh alvi dan rekam
Audio ditambah ke Blogger mudah sekali.
Not so nice... aku nggak pandai baca puisi :( :D
Posting Komentar